Yang saya tanam macem-macem. Ada tanaman hias daun, ada tanaman hias bunga, ada sayuran dan ada juga buah. Saya bahkan pernah mencoba hidroponik walaupun nggak bertahan lama karena instalasi hidroponiknya dibongkar pas rehab, dan baja ringannya dipakai untuk nambahin baja ringan kanopi 😅. Setelah kami timbang-timbang, untuk saat ini kami belum cocok berhidroponik. Selain karena hidroponik perlu space untuk instalasinya, yang menurut hemat kami lebih baik untuk bercocok tanam langsung di tanah, juga karena maintenance nya yang lumayan ribet. Nutrisi harus rutin dicek, harus rajin ditambah, dan nutrisinya harus dibeli khusus. Bentuk instalasi hidroponik kami yang sederhana juga rentan masalah. Kesenggol dikit miring, airnya bocor. Kena bola anak-anak pas lagi main, airnya bocor. Tanaman yang ditanam juga terbatas jenisnya, kalaupun bervariasi harus yang sejenis kebutuhan nutrisinya. Ribet pokoknya mah. Jadi untuk saat ini kami off dulu berhidroponik.
Sekarang karena neneknya anak-anak tinggal di rumah kami, pasukan berkebun bertambah. Ibu saya juga hobinya berkebun, malah lebih giat daripada saya. Terutama urusan repotting yang buat saya adalah pekerjaan paling bikin males😁. Alhamdulillah tandanya orang tua sehat, masih lincah bercocok tanam. Dengan adanya dua orang hobiis kebon di rumah, koleksi tanaman praktis nambah terus. Ya nambah karena beli, minta, atau tanaman yang sudah ada berkembang biak. Pokoknya sampai pak misuwa sudah mulai ngeluarin warning, ini teras jangan sampe ngga bisa buat lewat karena isinya pot semua 😂. Tapi yang namanya hobi ye kan, tetep aja kalo ada kesempatan nambah koleksi 😁.
Jadi sekarang kebun semakin ngrembuyuk, penuh tanaman. Saya sampai bingung mengkategorikan ini kebun, atau taman, karena macem-macem yang ditanam. Kebun dan taman kecil-kecilan ini juga sedikit-sedikit sudah menghasilkan. Saya sudah lepas kolpri beberapa koleksi janda bolong alias monstera adansonii ke teman-teman yang berminat. Sudah ada beberapa tanaman juga yang dibagi-bagi.
Untuk tanaman buah kalau pas berbuah banyak suka dibagi-bagi ke tetangga atau teman. Yang langganan berbuah ada pepaya, tekokak (turkey berry), belimbing wuluh dan ceremai. Untuk jeruk sayur, jambu kristal dan jambu deli sudah beberapa kali berbuah, tapi karena versi tabulampot (tanaman buah dalam pot), maka tumbuhnya terbatas dan buahnya tidak sebanyak tanaman yang ditanam bebas di tanah. Untuk alpukat dan brokoli, masih dalam tahap pertumbuhan, belum sampai panen 😁😁.
Cangkang telur, bagus untuk nutrisi tanaman, ulek lembut agar mudah ditaburkan
Saya masih penasaran dengan brokoli, karena pernah menanam di hidroponik dan gagal karena diameter pipa hidroponiknya kurang besar. Batang brokoli ternyata bisa tumbuh besar sehingga diameter pipa yang kecil menghambat pertumbuhan. Kali ini saya menanam di media tanah menggunakan polibag. Sejauh ini sih tumbuh sehat, pernah layu karena kepanasan, tapi setelah dipindah ke tempat teduh, tanamannya segar kembali. Kalau berhasil sukses sampai panen, mungkin saya akan menanam lebih banyak.
Rasanya senang bisa menanam sesuatu yang bermanfaat dan makan hasil panen sendiri (walaupun saya tidak pandai makan buah dan harus masuk juicer dulu baru bisa ikut makan). Apalagi kalau sampai bisa dibagi-bagi. Setiap usaha yang dilakukan untuk merawat tanaman rasanya terbayar karena bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Apakah kalian sudah mencoba berkebun? Kalau belum, kamu perlu mencoba. It's good for body and soul 😉