-->

Pages

Friday, December 23, 2016

New Year Resolution and Knitting FO

December is always crazy, why are we always surprised? This last month always been loaded with tons of works and deadlines.




Every deadline gives us lesson to learn: never delay doing your task; that we tend to forget again and again. Now here I am, try to calm down and wipe away my crochet and knit WIP, to make progress in this semester's final exam. I have two (advanced-level) papers, a final report, a proposal, and some middle-level college tasks to complete before the holiday season. And the holiday season will be coming in next week!




Oh just forget it. It is frustrating, really. Let's just have some minutes break, I've been sitting here in campus all day and only made some rows progress instead of some pages. But I will appreciate it since it is still called a progress, so I deserve a short break. Yes, I bring my knitting beginner project, but it would take a long time once I touch it, because I might have some difficulties to stop it. So just in order to refresh my mind, let's just doing a nonsense chit chat of what's already been going in this year, and what we could plan for next year.

This year is fabulous, literally. I finally was able to pass semester 2 in my college, the heaviest semester I ever had since my undergraduate years. I am so appreciate it, my self 😌. This year was also my handmade years, I even accepted some orders, I am so happy with it. One more good thing, I completed my goodreads reading challenge woohoo! Err... yes most of it are comics, and I even had to put my college text book as the last book I read to complete the challenge 😂


This year I finally learned (again) to knit and finished my first scarf *dancing*.




It was an easy peasy scarf made from one local big ply cotton cake, only used knit and purl stitches.



We're a week into January already, can you believe it? I have few resolutions for next year: finish my study, keep reading, keep making (and keep buying yarn, needle, fabric, and all that craft supplies…😄)



Well, whatever your plan, I wish you a great and happy upcoming year. 


Happy new year everyone!



Monday, December 19, 2016

A Scarf for Beginner

I've been falling for knitting since long time ago. I learned basic knitting from an owner of local yarn shop in the city where I spent my college years. She was a sweet, kind, talented old lady (she spoke Indonesian, Javanese and Dutch in mixed language), and she ran the only local knitting yarn shop that I knew at that time. It was just a short class, and I was able to finish a scarf. It was years ago. After that short class I was pushed to go back again to my regular yet under-pressured activities in the final year of my study, then forgot to practice knitting (she called it breien, it is knitting in Dutch). I never touched knitting needle again.





Then years later, I learned crochet. I learned with the help of a local crochet community in my town. The crochet habit and the fun in doing it last till now, I'm still crocheting stuff for me or for fulfilling orders. While crochet gives me a very enjoying and relaxing activity to do - and I love it, it is way different from knitting, especially the final result. Crochet makes bulkier stitches, and in some ways it creates "hole" more than knitting. Crochet, for me, is more suitable to make decorative stuff as bag, jewellery, rug, or blanket. Some crocheters made a very stunning and beautiful wearable stuff, but - for me again - it has different impression comparing to wearable stuff created by knitting. I love how knitters all over the internet made their clothes, or hats, or sock, or scarves. I befriend some avid knitters on instagram and impressed by their creativity. I am still curious and want to practice it again, like years ago. Oh, I tried to knit hat several months ago but it was frogged since I made mistake and didn't know what to do.





Then I tried again. I bought a needle from a needle craft fair. It was a circular metal needle in 3,5mm size, and it matched the requirements for big ply cotton yarn. I only have few cotton yarns in my stash, since most of my yarn are polyester (I crochet decorative stuff from polyester yarn). So with that circular metal needle, and a big ply cotton yarn, I started knitting again. A scarf pattern for beginner, very simple, only knit and purl stitches. I enjoy it so much. Some messy parts here and there, but just let it flow. Gotta start somewhere, right? At least I know I am on the right track. Just keep going.








Sunday, October 23, 2016

Mrs. Ng SK Vanilla Butter Cake




Hujan rintik sepanjang Minggu di sini membuat saya males kemana-mana. Enakan di rumah menikmati sejuk hujan. Apalagi sambil ngeteh dan makan kue. Ditambah dorongan anak-anak yang juga pas minta emaknya bikin kue, saya browsing-browsing resep cake yang recommended plus barangnya ada di rumah semua :D. Males atuh hujan-hujan keluar ke toko bahan kue. :D Pilihan jatuh ke vanilla butter cake ini, yang ternyata pada masanya pernah ngehits (banget) di lingkungan para cooking blogger. Vanilla butter cake ini aslinya resep Mrs. Ng SK yang dituturkan secara lisan kepada Wendy Table for 2…. or more kemudian Wendy menulisnya di blog. Versi Indonesia-nya ada di blog Mba Hesti's Kitchen.

Bahannya gampang, cuma sempet ke warung depan bentar beli terigu karena stok di rumah ngga sampai 200 gram. Hasilnya beneran enak banget, manisnya pas, ringan, lembut, fluffy, tidak seperti butter cake pada umumnya yang teksturnya padat dan mengenyangkan, anak-anak suka sekali. Pembuatan butter cake ini mengocok putih telur terpisah dari kuning telur sampai kaku. Metode ini menghasilkan cake yang lembut. 

Versi asli dari Mrs. Ng SK harusnya flat dan tidak retak permukaannya, cake saya masih belum flat dan agak retak atasnya, mungkin karena proses mengaduk putih telur ke adonan kuning telur belum merata. Kocokan putih telur dimasukkan ke adonan kuning telur dengan teknik FOLD, namun saya kesulitan mengaduknya sampai rata karena ada pasukan krucil yang ingin ikut berpartisipasi aktif dalam proses pengadukan, jadi daripada over mix karena kebanyakan tangan, ya sudah saya masukkan saja ke oven :D Walaupun hasilnya tidak flat dan agak retak bagian atasnya, namun matang sempurna sampai dalam.

Metode pengocokan terpisah juga membuat saya lumayan rempong karena bolak-balik nyuci + ngeringin whisker, secara mikser cuma ada satu :D Tapi syukurlah pokoknya hasilnya wuenak, recommended ini resep untuk dicoba :D


Tampilan roti setelah dikeluarkan dari loyang, bagian atasnya agak retak, dan dicuwil sama anak-anak sesaat sebelum difoto -___- jadi bolong begitu, maafkan


Matang sempurna sampai dalam, empuk, lembut dan enak walaupun hanya menggunakan 4 butir telur


Mrs. Ng SK Vanilla Butter Cake

Bahan :

230 gram salted butter (saya pakai 100 gram unsalted butter dan 130 gram margarin)
200 gram telur tanpa kulit (saya pakai 4 butir telur ukuran sedang)
50 gram dan 150 gram gula pasir halus
200 gram self raising flour (saya pakai all purpose flour ditambah 1 sdt baking powder, ayak)
60 ml susu cair
1 vanilla bean, keruk isinya (saya pakai 1 sdt vanilla bubuk)

Cara Membuat :

1. Panaskan oven 180 C (saya pakai otang alias oven tangkring, jadi suhunya kira-kira saja api sedang agak kecil). Siapkan loyang segi empat ukuran 8 inchi atau 20 cm (saya pakai loyang bulat diameter 19 cm). Alasi kertas roti dan oles mentega sisi-sisinya (tidak punya kertas roti jadi saya pakai olesan mentega ditaburi tepung terigu). Olesan mentega membantu sisi cake untuk mengembang dengan baik.

2. Pisahkan putih telur dan kuning telur. Kocok putih telur sampai berbusa lalu masukkan 50 gram gula pasir, sambil terus dikocok sampai kaku (jambul petruk). Sisihkan.

3. Kocok mentega dan gula pasir sampai mengembang dan pucat. Tambahkan vanilla bubuk dan kocok sebentar. Tambahkan kuning telur satu-persatu sambil dikocok sampai rata.

4. Turunkan kecepatan mikser. Masukkan separuh tepung dan kocok sampai rata. Masukkan susu dalam dua tahap, kocok rata. Masukkan sisa tepung, kocok sampai rata.

5. Masukkan separuh adonan putih telur, kocok rata. Masukkan sisa adonan putih telur, matikan mikser, dan aduk dengan teknik FOLD (teknik FOLD atau aduk balik pernah ditulis mba Ricke Just My Ordinary Kitchen).

6. Masukkan adonan ke loyang, ratakan. Oven selama kurang lebih 45 menit (saya karena pakai oven tangkring api kira-kira :D jadi sekitar 50 menitan) sampai tes tusuk gigi bersih tidak ada lagi adonan yang basah/menempel.

Resep ini beneran enak dan recommended untuk dicoba. Cocok untuk teman minum teh atau ngopi, apalagi di suasana hujan begini. :)

Friday, August 19, 2016

Sleep Behavior

Sebagian besar ibu-ibu pasti pernah punya kenangan begadang setelah melahirkan. Iya kan, Mak? Saya juga sama. Kenangan yang benar-benar terkenang selamanya :D karena mengubah total perilaku tidur yang sudah saya jalani selama bertahun-tahun dan perlu bertahun kemudian untuk mengembalikannya menjadi normal. :D

Tapi punya anak benar-benar mengubah hidup (baca: pola tidur) saya. Saya ini tipe pelor, nempel bantal-molor. Alias bukan ahli begadang karena saya pengikut paham bung Rhoma Irama, begadang itu tiada gunanya. Jam tujuh malam kadang sudah bobok manis meluk guling, nyenyak sampai pagi. Jarang banget begadang, kecuali di tengah keriaan pekerjaan yang memang menuntut jatah melek. Dulu ketika masih LDR (belum ikut suami ke kota tempatnya bekerja), suami yang kebalikannya saya: ahli banget begadang, sering menelepon di jam-jam absurd, jam di mana saya sedang pules-pulesnya tidur. Bayangkan saja, sedang enak-enaknya tidur, dibangunkan dering telepon dan diajak ngobrol. Ujung-ujungnya di tengah obrolan saya lanjut tidur ketiduran lagi, baru sadar pagi harinya ketika bangun. Dan menghabiskan hari itu dengan membujuk suami yang ngambek karena cerita panjang kali lebarnya tentang bagaimana ia menghabiskan hari, sama sekali ngga direspon berhubung yang diajak cerita sukses tidur.



Picture taken from here

Begitu anak pertama saya lahir, di antara jutaan kebahagiaan yang berlimpahan sebagaimana dirasakan para orang tua lainnya, tantangan besar saya hadir: anak saya pewaris tulen keahlian ayahnya. She is a nocturnal cutest baby girl ever. She swapped day with night. She slept all the day and awoke all the night. All the night, literally. Ibu saya yang berpengalaman puluhan tahun sebagai bidan senior dan mendampingi saya selama bulan-bulan pertama kelahiran cucunya sampai menyimpulkan lebih mudah dapat tugas jaga malam kamar bayi di rumah sakit yang satu kamar isinya bisa sampai 20 bayi daripada dapat tugas malam momong cucu bayinya pas emaknya akhirnya menyerah karena teler. Anak saya bisa benar-benar terjaga semalaman.


Pada masa-masa awal kelahiran itu, banyak orang yang saya sambati (halah apa ya bahasanya, curhatisasi dan keluhisasi begitu) menghibur bahwa punya bayi memang pasti begadang, tapi nanti sebulan sampai tiga bulan juga sudah normal pola tidurnya. Anak saya lewat sebulan, dua bulan, tiga bulan, masih begadang. Sampai setahun pun masih begadang! Padahal saya adalah ibu bekerja, tidak memiliki asisten menginap (asisten pulang hari), jadi tidak ada waktu untuk balas membayar tidur di siang harinya. Pernah suatu kali anak saya tidak mau tidur sampai pukul lima pagi, walhasil hari itu saya ngantor dengan linglung karena otak nggak bisa dipakai buat mikir. Sampai usia awal empat tahun, jam tidur normalnya masih antara jam 12 dan jam 1 malam, kadang malah jam 2 malam. Semua artikel saya baca dan rasanya semua daya upaya kayanya sudah saya coba. Mulai dari menyalakan musik lembut, tidak tidur siang supaya malam bisa tidur awal, meredupkan lampu (konon suasana sendu membuat lebih mudah tidur), sampai mematikan total semua lampu pun sudah saya coba. Hasilnya nihil. Bahkan di tengah rumah yang gelap gulita, tetap saja anak saya tidak tidur, eh malah mainan boneka, boneka saya umpetin dia mainan bantal, bantal saya singkirkan sampai di kasur nggak ada apa-apa, dia ngajak ngobrol bundanya, bundanya nggak nyaut pura2 tidur, dia ngecipris membuat cerita sendiri. Desperate. Akhirnya ya sudah, bukannya pola tidur anak yang berubah normal, pola tidur saya yang menjadi tidak normal. Terpaksa saya ikut begadang menemani. Ninggalin tidur jelas bukan opsi, nggak tega dan parno dengan berbagai kemungkinan semisal nyemplung ke ember atau kabur keluar pagar (ya nggak mungkin sih, buka pintu aja belom bisa, tapi namanya mak-mak mah parno aja).


Lalu pada suatu kesempatan, saya bertemu dengan sahabat dan ngobrol panjang lebar. Salah satunya tentang anak-anak. Dia bercerita tentang anaknya (yang lebih tua beberapa tahun dari anak saya) yang tadinya juga punya pola tidur terbalik. Wah, saya langsung antusias. Dari ceritanya, mirip kebiasaan anak saya banget nih. Bagian terbaiknya adalah di bagian akhir dia bercerita bahwa sekarang anaknya sudah kembali ke pola tidur normal. Saya berondong dia dengan pertanyaan, "Gimana sih kok bisa??" Dan jawabnya adalah, "Karena sekolah. Percaya deh, nanti kalau sudah masanya sekolah, sudah bisa dibilangin, tinggal kasih disiplin sedikit, bisa kok."


At that time, I doubted it.

But did you know? It worked. With some extra efforts, but it worked.

Setelah masuk masa sekolah, secara perlahan pola tidurnya berangsur normal. Iya memang perlu usaha ekstra, tapi berhasil. Usaha yang kurang lebih sama dengan yang saya lakukan ketika sebelum dia sekolah, bedanya dulu nggak ngaruh, sekarang pengaruh. Mungkin karena sekarang sudah bisa dibilangin, sudah bisa diajak berpikir, sudah tahu waktunya tidur harus tidur (walaupun sebelum sekolah sudah bisa diajak ngobrol juga, tapi belum mendapat hidayah). Mungkin karena banyak aktivitas di sekolah yang melelahkan sehingga waktu malam lebih mudah mengantuk (walaupun sebelum sekolah kalau siang juga main melulu dan nggak tidur siang). Mungkin. Entahlah. Yang jelas sekarang pola tidurnya sudah normal, jam 9 mulai digiring dan jam setengah 10 sudah tidur. Paling malam jam 10, itu juga jarang. 


Jadi kesimpulannya, dalam kasus anak saya rasanya kok itu sudah bawaan lahir ya :D Bawaan lahir yang sembuh setelah dia masuk sekolah, sama seperti yang dikatakan sahabat saya. Alhamdulillah adiknya enggak nurun bakat melek kakaknya, sejak lahir sudah bobo pules tiap malam, meninggalkan saya begadang bengong sendirian. Iya, anak pertama saya sudah sembuh dari kebiasaan begadang, tapi emaknya enggak :D :D Kekacauan pola tidur bertahun-tahun membuat saya sulit balik lagi ke pola awal waktu masih single: jam tujuhan sudah stand by di kasur untuk pergi ke pulau mimpi.


Buat emak-emak yang anaknya bakat begadang juga, jangan patah semangat ya mak. Kasus anak saya begitu, setelah masuk sekolah ia sembuh. Jangan lupa bahwa tiap anak berbeda, jadi mungkin ananda punya momen atau treatment sendiri yang berbeda. Ada beberapa hal yang saya jadikan rutinitas dan sangat membantu memperbaiki kebiasaan tidurnya :


1. Tentukan batas waktu aktivitas diselesaikan untuk mulai persiapan tidur.


2. Berulangkali mengatakan pada anak-anak (misalnya bahwa jam 9 malam adalah batas semua media rekreasi : tivi, games, buku, mainan, dsb diselesaikan). Jadi anak-anak sudah hapal dan nggak ngajak ribut pada waktu diminta selesai dan siap-siap tidur. Orang tua juga disiplin, pada jam tersebut menghentikan aktivitas dan ikut menggiring anak-anak untuk persiapan tidur.


3. Rutinitas sebelum tidur : buang air kecil, sikat gigi, ganti baju bila perlu.


4. Mematikan lampu dan hanya menyalakan lampu tidur (sudah pernah mencoba sebelumnya dan tidak ada pengaruh, kemudian setelah anak masuk sekolah dicoba lagi eh ternyata berhasil membantu persiapan tidur).


5. Setelah semua siap posisi tidur di kasur masing-masing, saya menerapkan quiet moment. No talking in quiet moment. Dan biasanya setelah beberapa menit quiet moment, anak-anak langsung tidur.


6. Disiplin, biarpun besok hari minggu, atau sedang libur sekolah, rutinitas tidur tetap seperti biasa di waktu yang sama. Walaupun sedang khusyuk menonton mas James McAvoy yang sungguh charming, kalau sudah waktunya persiapan tidur tetap harus dimatikan dan ikut menggiring anak-anak tidur. Hiks.


Memang terasa sih perbedaannya, waktu tidur yang lebih teratur membuat kita lebih sehat, bangun lebih segar dan bisa memanajemen waktu dengan lebih baik. Saya jadi punya waktu luang untuk sekedar baca-baca, browsang-browsing, nonton atau merajut. Demi kesehatan sekarang saya juga mulai berusaha memperbaiki pola tidur sendiri.


Megan Nielsen, salah satu crafter blogger favorit saya juga menulis bahwa disiplin mengatur pola tidur anak adalah kunci bagaimana ia dapat membangun bisnisnya di bidang sewing pattern dari rumah dengan tiga orang anak yang masih kecil. Postingannya bisa dilihat di Sinn, sharing story yang bagus banget menurut saya.


Semoga postingan ini bermanfaat ya. Thanks for stopping by. :)



Picture taken from here

Saturday, July 16, 2016

Risoles Roti Tawar

Mumpung anak sholeh lagi bobo pules, dan ada ide untuk ditulis di blog, buru-buru deh nyamber laptop. Sayang soalnya, ide dan waktu mahal harganya hihihi….






Jadi begini ceritanya, tempo hari pas acara buka bersama Pesantren Kilat anak-anak, salah satu snack menu berbukanya Risoles, tapi yang bikin sedikit lain risoles ini nggak pakai kulit risoles biasa melainkan pakai roti tawar. Pas dicoba enaaaaak.. saya sampai ngambil lebih dari sebiji :D Habis itu kepikiran terus pingin bikin. Mumpung kemarin ada banyak roti tawar di rumah, ya udah saya coba bikin. Resep isiannya diadaptasi dari Dapur Mama Aisyah (Terima kasih Mama Aisyah, resepnya recommended banget!) Saya pakai setengah resep jadi 10 risoles dan masih ada sisa ragout yang disimpen di kulkas, buat next time kalau mau bikin lagi.


Bahan :


10 roti tawar putih kupas (tanpa kulit), saya pakai Sari Roti

1 buah kentang ukuran besar, potong dadu kecil, rebus hingga agak empuk
1 buah wortel ukuran besar, potong dadu kecil, rebus hingga agak empuk
1/2 bawang bombay ukuran besar, cincang halus
3 siung bawang putih, cincang halus
2 sdm margarin untuk menumis
3 sdm munjung tepung terigu
125 ml susu cair
50 gram keju cheddar parut
2 butir telur, kocok lepas
tepung bread crumbs secukupnya (karena di rumah nggak ada stok tepung panir)
mayonaise secukupnya
air putih secukupnya
garam secukupnya
gula pasir secukupnya
merica secukupnya

Cara membuat :

Membuat ragout :
1. Panaskan margarin, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum dan layu. Masukkan tepung terigu, aduk rata. Masukkan susu cair, tambahkan air secukupnya, aduk terus hingga tercampur dan mulus. 
2. Masukkan wortel dan kentang, masak hingga sayuran matang. Tambahkan keju parut, aduk hingga keju meleleh dan tercampur rata. Tambahkan bumbu (garam, gula pasir, merica). Aduk rata dan cicipi.

Membuat risoles :
1. Ambil selembar roti tawar, olesi mayonaise. Tambahkan satu sendok makan ragout, tekuk menjadi berbentuk segitiga. 
2. Celupkan ke dalam kocokan telur. Gulingkan ke tepung panir (saya pakai tepung roti/bread crumbs) sambil dipencet sedikit supaya menempel.
3. Panaskan minyak yang cukup untuk menggoreng risoles sampai terendam. Setelah minyak panas, masukkan risoles, goreng sampai kuning keemasan, tiriskan.



Kentang dan wortel dipotong dadu, rebus sampai empuk, lalu tiriskan.





Bawang bombay dan bawang putih ditumis sampai harum dan layu.



Ragout yang siap diisikan ke kulit risoles.




Setelah roti tawar diisi ragout, celupkan ke telur dan gulingkan di tepung panir/tepung roti.




Risoles siap untuk digoreng atau disimpan di kulkas.






Goreng risoles dengan minyak panas sampai kuning keemasan.


Kata anak-anak enyaaak, alhamdulillah… Bikinnya juga cepat, semalam sayuran diiris halus, masuk kulkas. Pagi tinggal cemplung-cemplung. Rasanya crunchy, creamy dan ngeju. Snack recommended ini buat cemilan keluarga sambil ngeriung di hari libur. :)




Happy snacking! :)



Thursday, March 24, 2016

Dompet Koin Gamaguchi

Beberapa waktu terakhir ini ada tren kekinian di kalangan para perajut lokal, yaitu rajutan dompet koin dengan behel. Tren ini pertama kali saya ketahui dari master perajut Mak Jibenk Hidayat, yang saya kagumi karena selalu berhasil menciptakan karya-karya unik dan cantik. Salah satunya adalah dompet koin ini yang beliau sebut dengan nama gamaguchi.

Gamaguchi adalah dompet koin khas Jepang yang menggunakan behel dan memiliki bentuk khas, biasanya berbentuk mini fat bottomed purse. Bodinya yang endut dengan alas lebar tapi mungil (susah juga bilangnya ya :D) membuat gamaguchi jadi terlihat imut. Saya pun tertarik untuk mencoba membuatnya. Walaupun demikian, niat itu baru sebatas niat saja sih, karena saya belum punya behel, spare part paling penting dari gamaguchi. Tapi siapa sangka, saat saya pulang kampung ternyata Ibu memiliki beberapa behel gamaguchi yang belum dipasang bodi dompet, bahkan ada beberapa ukuran. Langsung saja beberapa behel itu pun berpindah tangan. :D Thanks Mom, love you so much!

Setelah behel didapat, langkah berikutnya adalah perburuan pola. Setelah beberapa waktu browsang-browsing dan panteng sana-sini, saya menemukan pola dengan foto hasil akhir dompet yang sepertinya cocok dengan selera saya. Kemudian saya mulai merajut pola tersebut. Merajut gamaguchi adalah proyek yang cepat dan menyenangkan. Secara umum pola tersebut mudah diikuti, masalah hanya muncul saat harus memasang rajutan yang sudah berfuring ke dalam behel dompet. :D Yah, perlu kesabaran dan ketelatenan lah. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya saya berhasil. Untuk percobaan pertama, hasilnya lumayan cantik menurut saya :D. 



Bagi yang berminat ingin mencoba merajut gamaguchi, pola aslinya saya ambil dari sini, thanks a lot Mònica Cifuentes Ogando (witchnofret) for the pattern!

Pola Dompet Rajut Gamaguchi

Material : 
Benang Poly Cherry coklat tua
Hakpen 3 mm
Behel untuk dompet koin ukuran 8 cm

Pola :

1. Magic ring dengan 6 single crochet (sc). Untuk tutorial single crochet bisa dilihat di sini. Tutorial magic ring bisa dilihat di sini atau melalui video Youtube di sini.

2. 6 increment (inc). Total ada 12 sc. Increment adalah melakukan dua sc dalam satu lubang, tutorial increment bisa dilihat di sini.

3. * 1 sc, 1 inc *, ulang dari tanda * ke * sebanyak 6 kali. Total 18 sc.

4. * 1 inc, 2 sc *, ulang dari tanda * ke * sebanyak 6 kali. Total 24 sc.

5. 2 sc, * 1 inc, 3 sc *, ulang dari tanda * ke * sebanyak 5 kali, 1 inc, 1 sc. Total 30 sc.

6. 1 sc, * 1 inc, 4 sc * ulang dari tanda * ke * sebanyak 5 kali, 1 inc, 3 sc. Total 36 sc.

7. 4 sc, * 1 inc, 5 sc * ulang dari tanda * ke * sebanyak 5 kali, 1 inc, 1 sc. Total 42 sc.

8. 1 sc, * 1 inc, 6 sc * ulang dari tanda * ke * sebanyak 5 kali, 1 inc, 5 sc. Total 48 sc.

9. 5 sc, * 1 inc, 7 sc * ulang dari tanda * ke * sebanyak 5 kali, 1 inc, 2 sc. Total 54 sc.

10. 2 sc, * 1 inc, 8 sc * ulang dari tanda * ke * sebanyak 5 kali, 1 inc, 6 sc. Total 60 sc.

11. 7 sc, * 1 inc, 9 sc * ulang dari tanda * ke * sebanyak 5 kali, 1 inc, 2 sc. Total 66 sc.

12. Ulang pola baris ke-11 sampai mencapai 32 baris.


Setelah selesai baris ke-32, selanjutnya adalah memasang furing dan memasangkannya ke dalam behel. Proses memasang ke dalam behel juga suatu perjuangan tersendiri karena harus dijahit tangan :D bagian paling sulit adalah membuat jahitan tangannya tetap rapi :D.



Contoh karya-karya cantik rajutan dompet gamaguchi bisa dilihat di blog mbak Rosa, saya juga mupeng melihatnya, manis-manis sekaliii.....

Masih ada sisa beberapa behel yang belum dipasangi rajutan. Saya ingin membuat lagi, mungkin bereksperimen dengan model stitch yang lain atau aplikasi. Well, let's see. :D

Thursday, March 17, 2016

February Me Made

Tak terasa sudah pertengahan Maret. Time flies, doesn't it? Begitu cepatnya waktu berlalu, mendorong kita untuk tidak mensia-siakan setiap waktu yang dimiliki. 

Bulan februari kemarin ada beberapa hasil karya. Masih seputar tapestry crochet seperti postingan bulan  Januari lalu, dan satu karya rikues anak shalihah :D.




Black is not my favorite color, but he loves black. Ini pesenan Mr. Coffeeholic, katanya minta yang maskulin, jangan pakai warna-warna mellow :D Jadi saya buat pouch ini dengan kombinasi hitam putih. Muat pernak-pernik perkakas beliau dan langsung dipake. :D



Yang nomer dua ini rajutan sayang anak. "Desi mau berangkat sekolah, Bunda. Boleh nggak punya tas baru?" Wokeih, proyek super cepat sayang anak, pakai stitch double crochet biar cuepet selesai, sekali naik langsung tiga :D :D Kapan ya terakhir kali pakai double crochet? Sampai lupa. Saking belakangan ini mainannya tapestry melulu yang cuma pakai single crochet.



Rikues kakak yang baru sempet dibuat sekarang : Snow Globe. Can you see the glitter sparkling? Memanfaatkan botol selai bekas hasil nembak tetangga (saya jarang makan selai jadi jarang punya botol bekas beginian :D). 

Bahannya gampang banget, cuma botol selai cuci bersih. Boneka plastik favoritnya dilem ke tutup. Isi air bersih (saya pakai Aqua) sampai penuh, taburkan bubuk glitter (saya beli di Gramedia), tutup rapat botolnya, balik. Tadaaaaaa…. hujan salju glitter buatan deh. Saking sukanya, langsung minta bikin tiga. :D

Demikianlah Me Made bulan Februari, semoga tetap semangat untuk Me Made bulan-bulan selanjutnyaa….


Monday, February 15, 2016

January Me Made

Ah.. nggak kerasa udah pertengahan bulan Februari ya. Time flies. Apa aja yang terjadi di bulan kemarin, ngapain aja ya saya? :D

Lumayan sih, ada beberapa hasil tapestry crochet yang kemarin diposting di sini. 



Chevron Pouch

Pretty Princess Pouch sisi depan

Pretty Princess pouch sisi belakang

Semuanya gift untuk sahabat, sebagai ucapan terima kasih karena sudah banyak bikin ruwewewepot kemarin-kemarin haha (maksudnya biar ke depan mau direpotin lagi :p).

Saya juga lagi mulai belajar knitting, yaitu merajut dengan dua jarum. Kalau pouch di atas dibuat dengan teknik crochet, yaitu merajut dengan satu jarum. Knitting biasa dipakai untuk merajut wearable items seperti sweater, cardigan, kaos kaki. Walaupun crochet juga bisa sih, tapi saya lebih suka lihat hasil rajutan knitting kalau berhubungan dengan wearable items. Lebih rapat dan nggak bulky. 




Baru jadi segini dan sudah sutris hahaha… Lebih gampang crochet sih menurut saya, baru lima baris aja udah ujug2 nambah sendiri itu stitches, where did those come from? *trus gigit gigit kaki meja*

Udah didedel 4 kali dan masih terulang juga hal yang sama, hahahaha…… Ya maklum, gurunya berbasis browsing sama youtube. Jadi begitu ada masalah, bingung deh mau nanya siapa :p.

Selain printilan rajut-rajutan, saya juga baca lumayan banyak buku komik. Reviewnya di blog yang satunya aja ya, nanti, kalau mood :p.

Semoga bulan ini lebih banyak hal-hal bermanfaat, lebih baik dari bulan kemarin, dan obsesinya sih: I want to make my first knitting scarf! Doain aja yaaa…. :D

Hi, February, semoga ada banyak cinta di bulan ini untuk semuanya yaaa…

Tuesday, January 26, 2016

New Year and Tapestry Crochet

Ok, first of all :

Happy New Year everyone!

Haha, I knew this post is a little far too late, as January almost over :D. But late is better than never, right?  I wish for us to have a great year, as great as wishes written by Neil Gaiman :

As new year came, there are new activities too for me here. My daughter is taking swimming and drawing class. While I'm waiting her finishing her class, I have plenty enough time to do things. I tried to do hand-lettered crochet pouch. I was inspired a lot by Mola Mills, and her tapestry crochet. Tapestry crochet is a crochet technique that combine two or more yarns to make a colorwork crochet piece. If you want to know more about tapestry crochet, Carol Ventura explained it clearly in her site.

I did a chevron tapestry crochet pattern for my coin pouch. It is small and handy, enough to bring small amount of money and some cards. I used polyester yarn materials since polyester yarn is more durable to be used in making carried accessories like bags or purses. It is not tougher than cotton, but softer than nylon. I did it in my favourite colour combine : fuchsia and natural. I put lining and zipper as a finishing touch, it is all hand sewn because easier to do when the baby is awake :D (it took LOTS of effort to pull my sewing machine when the kids are running around). The pouch turned out so well, I just looove it… :) A friend even asked me to make one for her. :D





After finishing this pouch, and a pouch for my friend (I just have to sew the lining and zipper….later ;p) and looked forward to make another project, I saw a pretty hand-lettered C'est Moi pouch which was uploaded by @emmarousu in Instagram. She made the handletter pattern in Mola Mills Virkkuri memo, a book with blank graph to write tapestry crochet pattern. I was so inspired and decided to do the same project with different words, and chose to make Pretty Princess pouch as a gift for a friend who helped me a lot during my first semester at college (I love you Fiiiit…).

I wrote down the pattern for Pretty Princess in Microsoft Excel based on handletter font, and the pattern looked beautiful. Then I crocheted it for a week (yes, I'm a very sloooow and moody crocheter). Unluckily, the result is not as what I expected. It came out not as good as the pattern. The "princess" word even difficult to be read, my husband misspelled it as "business". :( Eventhough he did it with laughing, so I don't know he is seriously misspelled it or just joking. :(




From that last project I learned some things about tapestry crochet. Unlike cross stitch, tapestry crochet stitches do not line up vertically because the working row stitch are made between two stitches in row below it. So it is going "a little bit more to the right" in every row. That's why my pouch result came out different from the pattern because it was made on Excel, which the column are vertically straight. I asked @emmarousu for advice on how to make a better pattern, and she kindly said to use a honeycomb pattern paper like Virkkuri Memo provides in the book.



Picture taken from here

I did some search after it, and yes she was right (thanks, Emma!) because I found a tapestry crochet graph template on Carol Ventura site, and it looks like honeycomb pattern. I have downloaded it, and I will definitely make another pattern for Pretty Princess by using this graph.

Er. But later. After I know how to do the graph manipulation on GIMP. It is absolutely another important thing to learn. :D

Well, so having my own store on Etsy is still a very looooong distance dream :D at least this activity of making one little pretty things by my hands is so fun and enjoyable. 

I'll tell you more if I defeat the pattern challenge and make a pretty thing.


An iced chocolate to accompany me while making this post ^^

Happy new year, happy crocheting, may this year be filled with magic and dreams and good madness!