Yup. Saya dengan suksesnya nemu tempat favorit baru buat hang out, sama Naj tentunya. Ber-ladies time berdua. Dan tempat ini asli nyenengin banget, bikin mupeng dan kudu hati-hati ama isi dompet. Oh, bukan, bukan mall. Bukan juga factory outlet yang bertebaran di Bogor. We both not shopaholics, thank God for that :D. Bukan juga tempat wisata, eh, bisa kali ya disebut wisata mata? Dan...yang paling menyenangkan adalah jaraknya hanya sepeminuman teh dari rumah. Okay, lebay dikit sih. Nggak sedekat itu juga. Tapi kalau judulnya masih di "Bogor" sih, rasa-rasanya masih berasa deket ama rumah, dibandingkan saya harus jauh-jauh ke Kelapa Gading atau Fatmawati untuk pergi ke tempat serupa yang lebih ngetren di Jakarta. Apaan si? Hehe. Jangan bayangkan yang muluk-muluk dulu pemirsa. Tempat favorit baru yang saya temukan itu adalah toko bahan dan perlengkapan kue. :D Baru ketemu, dan lengkaapp..paling tidak untuk ukuran Bogor lumayan lah ya. Jangan dibandingkan dengan Toko Titan yang tersohor itu, udah lumayan suprising bisa nemu toko bahan dan perlengkapan kue sebesar ini di Bogor, tadinya saya kira palingan yang ada toko-toko bahan kue biasa yang suka ada di pasar. :D Namanya Toko Yoek's, alamat di Jl. Gedong Sawah 1 No. 7 Bogor, telepon : (0251) 8311436. Persisnya di belakang Hotel Salak The Heritage. Masuk lewat jalan di samping Hotel Salak, sampai pertigaan belok kiri, nanti tokonya udah kelihatan gede di sebelah kanan jalan. Waktu pertama ngelihat tokonya, udah surprising, "Wah, gede nih. Lengkap berarti yak." Udah hepi dulu, padahal belom masuk. Lebih hepi lagi waktu masuk ke dalam dan langsung lihat si otang (oven tangkring) merk Hock ukuran kecil, lengkap dengan termometer ovennya. Wadoh, yang kepikir cuman "Beli!" Padahal gak bawa cash. Untunglah Toko Yoek's terima pembayaran dengan debit, soalnya gak punya kartu kredit :p. Harganya 275ribu, mungkin sedikit lebih mahal ketimbang Jakarta yak. Ya iyalah, buat ngangkutnya ke Bogor juga udah pake usaha kali.
Udah dari lama sebenernya pengen beli oven, lama juga dilanda kegalauan. Tadinya mau oven listrik karena praktis dan ada kepastian suhu oven, secara yang namanya resep kue itu pasti nyebut, "sekian derajat selama sekian menit", bukannya nyebut, "asal si oven itu udah panas ngebul, sekian menit.". Tapi apa daya, hasrat bergelora tiada sepadan dengan kemampuan listrik rumah. Rumah saya masih 900watt. Sangat tidak kooperatif sekali kalau dipasangi oven listrik yang sedotan listrik pertamanya (halah bahasanya) bisa-bisa lebih gede dari seluruh kemampuan listrik rumah saya walaupun sama sekali nggak nyalain apa-apa. Tadinya juga ke Toko Yoek's tiada berencana buat beli oven, cuman pingin bikin steamed moist chocolate cake sebenernya, dan mau nyari coklat bubuk kualitas bagus yang rasa coklatnya lebih dark (jelas ga ada di toko bahan kue depan komplek rumah). Tapi begitu melihat si Hock bertengger dengan gagahnya, luluh lantaklah semua pertahanan, dan langsung saya gondol dia ke Kasir.
Kenapa Hock? Karena semua orang di internet yang saya browsing-i, bilangnya Hock. :D Manut aja dah sama yang udah senior-senior dan udah jelas-jelas pengalaman pakai ini. Model yang saya beli adalah model oven yang kanan, yang ada panggangan arang di atasnya. Jadi kalau sewaktu-waktu perlu api atas, tinggal taruh arang di situ. Apa dan bagaimana dan mengapa harus api atas, saya juga tidak tahu karena belom punya pengalaman baking pakai api atas. Yasudahlah, kita coba saja nanti, yang penting ada dulu. :D Selain si oven Hock ini, saya menggondol pula spatula karet, ayakan tepung, roller kayu, dan loyang loaf. Naaahh... yang terakhir itu merupakan perwujudan dari obsesi die-die must try, saya dari jaman dahulu kala pingin banget bisa manggang roti! Roti ya, bukan kue. Kue itu kue bolu, kue nastar, kue lapis surabaya. Kalau roti itu roti sobek, roti tawar, yang bangsa-bangsa Bread Talk jual itu lah. :D Dengan adanya oven ini, obsesi itu bisa saya wujudkan. Pasti bisaaaa... Dan udah ngincer juga resepnya. Saya mau cobain besok pas wiken, rencananya. Doain hasilnya oke yaaa... Dan akhirnya pulanglah saya membawa kerdus Hock dan isinya dan seplastik tenteng merenceng lainnya, serta bahan-bahan kue untuk obsesi die-die must try itu tadi. Dan Najwa dapet spatula warna pink yang dia suka sekali, dipakai mainan ke sana kemari. :D Oke, selamat datang deh Hock di rumah saya. Betah-betahlah di sini dan baik-baiklah di sini ya, berkawanlah kita. Jadi, wiken ini siap pasang celemek lagi, let's do the sport, do the knead for the dough!
Udah luamma enggak ngeblog, ternyata ngurus anak plus ngurus suami plus kerja 5 days a week itu menyita energi juga yaa.. *baru tau*. Banyak ide di kepala si yang pingin di-share, tapi ujung-ujungnya nggak sempet-sempet, atau memang saya-nya yang dari sononya terlahir pemalas kali yaa.. :D
Jadi ceritanya tempo hari kepingin bikin cemilan. Trus browsang browsing resep yang gampang aja, karena bikin resep yang susyeh di hari kerja adalah sangat tidak bijaksana. Namanya mak-mak tanpa asisten nginep, artinya setelah saya pulang kantor Naj full saya pegang, jadinya urusan ngedapur hanya bisa dilakukan dengan damai setelah Naj tidur. Kalo enggak, tar tiap lima menit Bunda-nya dipanggil-panggil. Rempong dah. :D
Setelah browsang browsing, ketemu blog-nya Mbak Endang yang inspiratif banget, dan nemu resep yang kayanya gampang, praktis tapi hasilnya enyak.
Setelah saya baca baci sebentar, jadilah saya jatuh hati sama Steamed Moist Chocolate Cake a.k.a Cake Cokelat Kukus ini. Pertama karena praktis, no mixer and no oven. Kedua karena everybody loves chocolate. My hubby and baby definitely would fall for this cake, if the recipe works. And it did works, very well.
Maafkan dengan fotonya yang aneh bin ajaib ini, maklum saya hanya menjepret pakai kamera bawaan Blackberry Gemini yang kemampuannya amat sangat terbatas sekali, malam-malam pulak. :D Tapi percayalah, rasanya melampaui penampakannya. Malem diserbu ayah, pagi nya Naj nyobain juga suka, dan saya bawa sebagian ke kantor pun habis sama kru ruangan. ^_^
- 170 gram Blue Band (seadanya di rumah, kalau ada mentega boleh pake mentega) - 200 gram gula halus - 200 ml susu cair UHT - 2 butir telur ayam, kocok lepas dengan menggunakan garpu - 110 gram tepung terigu protein rendah atau serba guna (saya pakai Segitiga Biru) - 45 gram coklat bubuk (saya pake Van Houten persis kemasan 45 gram itu masuk semua, kalau suka rasa yang lebih nyoklat, tambahin aja sampai 60 gram atau diganti merk lain yang lebih dark). - 1 1/2 sendok teh baking powder (pakai yang fresh, jangan pakai stok lama yang udah tau jaman kapan dibukanya :D) - 1 sachet kecil vanili bubuk
Cara membuat :
Panaskan dandang, tutupi tutup dandang dengan kain serbet supaya uap air tidak menetes ke roti. Isi air sampai hampir menyentuh saringan kawat supaya kita gak perlu buka-buka dandang sampai kue matang.
Olesi loyang dengan mentega agak banyak dan taburi tepung terigu sampai seluruh permukaan loyang tertutupi tepung.
Dalam panci kecil campur gula, mentega, susu dan vanila. Panaskan sambil diaduk-aduk sampai larut, nggak perlu sampai mendidih, cukup sampai larut. Angkat, biarkan agak dingin.
Ayak tepung terigu, coklat bubuk, dan baking powder dalam mangkuk. Sisihkan. Masukkan kocokan telur ke dalam larutan gula+mentega+susu yang sudah agak dingin. Aduk rata.
Masukkan larutan telur+mentega+gula sedikit demi sedikit ke tepung sambil diaduk dengan spatula/sendok kayu pelan seperlunya saja. Jangan kebanyakan mengaduk dan jangan mengaduk kuat-kuat karena berisiko membuat cake gagal mekar. Gak perlu sampai tepung larut semua, kalau masih ada yang menggumpal biarkan aja yang penting sebagian besar tepung sudah basah.
Tuangkan adonan ke loyang, masukkan ke dalam dandang yang sudah panas. Kukus selama 45 menit dengan api sedang. Biarkan kue agak dingin sebelum dilepaskan dari loyang.
Tipsnya (perhatikan tips supaya prosesnya lancar yaa) : 1. Pastikan baking powdernya fresh, amannya beli baru aja. Saya pakai merk Kupu dan berhasil, tapi ada beberapa yang udah nyoba pakai Kupu dan gagal karena kurang power gitu lah :D. Rekomendasinya sih pakai baking powder double acting merk Hercules. 2. Panasin dandang sebelum loyang masuk dan HARAM hukumnya buat buka2 dandang sekalipun cuman sekadar ngintip hasil karya :D. Buka2 dandang hanya membuat panas di dalam dandang tidak stabil dan berisiko membuat kue gagal mekar. Jadi diemin aja tu dandang selama 45 menit ampe kue mateng, baru dibuka.
3. Saat menuangkan larutan gula+telur+mentega ke tepung, ingat, aduk sebentar dan seperlunya aja. Gak perlu sampai tepung larut, bergumpal-gumpal juga biarin aja. Overmixing berisiko membuat kue gagal mekar.
