-->

Pages

Tuesday, May 26, 2015

Ketika Bibik Cuti Ngantor

Memang yang namanya orang itu ya, baru mensyukuri apa yang dimiliki kalau sudah merasakan kehilangan. Sebulan kemarin saya kehilangan. Benar-benar merasakan kehilangan. Kehilangan apakah itu? Kehilangan bibik, a.k.a asisten rumah tangga. :D Iya,beneran merasa kehilangan. Sebulan kemarin Bibik cuti dari kerjaannya di kantor rumah saya karena mau menikahkan anak perempuannya. Menikahkan anak, konon menurut beliau membutuhkan persiapan fisik, mental dan finansial sehingga beliau nggak sanggup kalau harus ngurusi kawinan anaknya plus ngantor kerja di rumah saya. :D



Picture taken from here


Saya? Pas mendengar rencana itu, langsung pusing. Mikir gimana nyari ganti sementara? Kalau ganti selamanya, belum terpikir lah, karena Bibik ini telaten sekali momong anak-anak. Buat saya yang penting itu. Dan nyari ganti pun nggak gampang sodara-sodaraaah... Dari anak pertama saya lahir, Bibik saya ya cuma satu beliau ini, sampai dia dapat adik dan sampai sekarang, ya masih Bibik yang itu juga. Apalagi pangeran dan tuan putri kecil di rumah itu spesial sekali, butuh kesabaran tingkat tinggi, seperti Bundanya ini nan lemah lembut dan berhati mulia *lempar sendal*. Kekhawatiran saya pun terbukti, nggak dapat ganti sementara, dicoba alternatif lain pun ternyata tidak cocok dengan anak-anak. Duh, bukan pusing lagi, langsung potel pala Barbie. 

Gak ada asisten kok sampai segitunya, emangnya nggak bisa ngurus anak sendiri? Ya bisalah, tapi masyalahnya bukan bisa nggak bisa megang anak, sayanya kan kerjaaa...ngantor...punya tugas dan fungsi organisasi *halah* yang harus dipenuhi. Nggak lucu banget kalau gara-gara Bibik cuti, saya pun harus ambil cuti besar. Orang cuti besar itu karena mau pergi haji kalii... :D

Yah.. jadilah sebulan kemarin olahraga, gendong-gendong pangeran ganteng sholeh pulang pergi kantor, naik KRL, sementara tuan putri cantik liburan dulu di rumah kakek neneknya. Rasanyaaa..yaa..lumayanlah, lumayan gempor :D. Pulangnya masih berurusan dengan kerjaan domestik. Doanya saban hari sih semoga sehat-sehat selalu walaupun capek to the max.

Sekarang, Bibik sudah masuk kembali *joget-joget*, life turns back into normal, my steps in train feel so much lighter, ya iyalah berkurang bawaan cepuluh kilo XD. Pengalaman sebulan ini juga memberi hikmah pada kami untuk lebih menghargai Bibik, membuat saya-ayahnya-pangeran ganteng-dan putri cantik lebih dekat satu sama lain, lebih mensyukuri karunia yang sudah kami terima selama ini. :)

Yah, dan sisi baiknya lagi, saya bisa mulai nguplek mainan lagi, rajutan, jahitan, buku...hihihi.. Kemaren mah, buoro-boro sempettt. :D Salah satu ciri udah bisa "nafas agak legaan" lagi adalah...ngeblog gak penting dimari lagi XD.

Pokoknya, alhamdulillah wa syukurillah, semoga kian sakinah mawaddah warahmah.

Ah, untunglah Bibik nggak bisa online internet, apalagi baca blog ini, jadi beliao nggak kege-eran dan trus ngeledek saya habis-habisan. :D Yang betah ya Bik, yang sayang sama anak-anak. Ai lop yu pul dah.