-->

Pages

Saturday, July 7, 2018

Plastic Free July

Plastic Free July
Ide utama dari Plastic Free July adalah selama satu bulan berusaha untuk menghindari atau mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Kita bisa memilih bergabung dengan tantangan ini selama sebulan penuh, atau hanya seminggu. Kita juga bisa memilih untuk menghindari secara total penggunaan plastik sekali pakai atau hanya tantangan TOP 4 (kantong plastik, botol plastik kemasan minuman sekali pakai, gelas minum kemasan sekali pakai dan sedotan plastik).


Mengapa Plastic Free July?  
Plastik adalah material yang membutuhkan waktu sangat lama untuk hancur. Ketika kita menggunakannya sebagai kemasan sekali pakai, plastik tidak akan terurai dan berakhir menjadi sampah yang memenuhi daratan dan lautan. Kita dapat berupaya mengurangi kecepatan arus penumpukan sampah plastik dengan mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari.

Bergabung dengan Plastic Free July
Bulan ini saya bergabung dengan event global Plastic Free July. Saya dari dulu tertarik dengan gaya hidup zero waste, simple and sustainable living, yaitu gaya hidup yang berupaya mengurangi penggunaan individu atau kelompok terhadap sumber daya alam dan sumber daya pribadi. Gaya hidup ini berupaya menggunakan sumber daya alam maupun pribadi secara bijaksana, serta menggunakan sebaik-baiknya apa yang dimiliki. Salah satunya adalah dengan mengurangi sampah. Namun untuk meniadakan sampah plastik sama sekali dalam keseharian, kami belum mampu. Di rumah kami plastik masih cukup sering digunakan. Saat ini kami baru dalam tahapan mengurangi jumlah plastik sekali pakai yang kami gunakan.

Menggunakan kotak makan dan botol minum isi ulang
Saya dan anak-anak punya kebiasaan membawa bekal jika bepergian. Baik ke sekolah, ke kantor, maupun pergi main/jalan-jalan. Apalagi adek masih belum bisa jajan sembarangan, jadi di dalam tas harus selalu tersedia makanan/minumannya. Kami punya banyak stok kotak makanan, jadi wadah bekal bukan masalah. Bahkan saya suka memasukkan kotak cadangan yang kosong, jadi andai pun kami makan di luar, kalau tidak habis sisanya bisa dibawa pulang tanpa perlu dibungkus ulang. Karena ini maka saya punya kebiasaan menimbun kotak makanan 😁 baik beli sendiri, beli karena ditawarin teman, atau mengumpulkan kotak makan hadiah (yang suka jadi bonus pembelian susu/keju/dsb). Anak saya terbiasa membawa bekal ke sekolah karena saya tidak pernah memberikan uang jajan kecuali kalau market day. Di kantor, saya sendiri juga anggota Perbanas (Perkumpulan Bawa Nasi 😆). Akhir-akhir ini, Mr. Coffeeholic juga mulai masuk menjadi anggota pasukan perbekalan, katanya lebih enak masakan istrinya (uhuk!).



Kami juga selalu membawa botol air kemana-mana, saya bahkan kadang bawa dua: satu untuk air putih dan satu untuk kopi. Mr. Coffeeholic yang senang mampir kedai kopi di jalan ke kantor untuk beli doping pagi (baca: brew coffee) juga selalu membawa reusable tumblernya. Satu dua kali kalau lupa kami masih menggunakan wadah minuman plastik kemasan sekali pakai. Tapi sejak bergabung dengan Plastic Free July ini, saya berusaha sebisa mungkin menghindari, kecuali kalau dapat karena diberi (misalnya meeting snacks/drink).

Tidak membeli makanan dalam kemasan sekali pakai
Sebagian besar take away food dikemas dalam wadah plastik sekali pakai. Bulan ini kami mencoba mengurangi pembelian makanan dalam kemasan sekali pakai. Salah satu bentuknya, ya, mengurangi jajan dan lebih banyak memasak sendiri.



Sisi baiknya adalah sekaligus menghemat pengeluaran yang biasanya dipakai untuk jajan di luar. Kadang-kadang kami masih jajan, tapi diupayakan tidak terlalu sering. Saat membeli jus di kantor, belakangan ini saya membawa mug untuk wadah jus, jadi tidak perlu lagi menggunakan gelas jus dari plastik.



Kami juga mencoba menanam sayuran sendiri. Di postingan ini, saya menulis pengalaman menanam sayuran di media hidroponik. Saat ini kami sedang mencoba menanam brokoli, lumayan subur, tapi pertumbuhannya tidak secepat brokoli yang biasa ditanam di media tanah. Sampai sekarang kami masih harap-harap cemas menunggu "kepala hijau"nya muncul, doakan ya supaya kami bisa segera panen.




Berbelanja menggunakan tas belanja sendiri
Nah, untuk satu ini masih tricky. Untuk belanja bulanan di supermarket, saya masih menggunakan kantong plastik supermarket yang besar. Kantong plastik itu saya gunakan untuk kantong sampah rumah tangga. Saya belum bisa menggantikan penggunaan kantong plastik sebagai pelapis tempat sampah. Di dalam rumah, saya menggunakan tempat sampah ukuran sedang yang dilapis kantong plastik. Kalau sudah penuh, baru kami ikat dan buang ke tempat sampah besar di depan rumah yang diambil tukang sampah dua kali dalam seminggu. Ini yang susah dicari alternatifnya. Kalau tempat sampah dalam rumah tidak dilapis plastik, sisa sampah basah bakal menempel di tempat sampah. Kalau tidak diikat dalam kantong plastik, sampah akan berserakan dan pada saat diangkut ke truk sampah sering berantakan, tercecer/tertinggal. Penggunaan tas belanja sendiri baru saya praktekkan untuk ke tukang sayur. Tukang sayur kan suka nempatin belanjaan terpisah-pisah di kantong kecil-kecil tuh (tomat sendiri, terong sendiri, dsb) , jadi saya bilang ke tukang sayur untuk langsung cemplung saja ke tote bag yang saya bawa. Kecuali untuk yang kecil-kecil macam rebon/teri, kalau ingat saya bawa wadah, tapi seringnya sih lupa 😓. Akhir-akhir ini, saya upayakan untuk sebisa mungkin menyisipkan tas belanja/tote bag kosong di dalam ransel.

Reading List
Ada beberapa link yang menarik untuk dibaca berkaitan dengan Plastic Free July ini, cukup menambah informasi, sila mampir bila berkenan :

The Issues - Plastic Free JulyPlastic Free July - Eight Acres
100 Steps to a Plastic-Free Life
Looking to Reduce Your Waste?
Reusable Bag to Reduce Plastic While Grocery Shopping

Saya masih newbie dalam hal-hal seputar zero waste ini. Masih perlu banyak belajar. Tapi lebih baik berupaya memulai daripada tidak sama sekali. Senang sekali rasanya menjadi bagian dari gerakan positif ini. Belum terlambat untuk bergabung dalam Plastic Free July, ikutan yuk!

No comments:

Post a Comment