-->

Pages

Thursday, November 14, 2013

A Note Before Bed





I think I deserve something beautiful.” ―  Elizabeth Gilbert.

Jam menunjukkan pukul 00:02 WIB ketika saya mengetik artikel ini, di kamar hotel di Bandung, di tengah acara dinas kantor, sesaat setelah meeting bersama rekan-rekan dan mengecek beberapa persiapan untuk acara esok pagi.

Rasanya? Jangan tanya. Capek luar biasa. Apalagi persiapan acara ini menyita waktu dari beberapa minggu sebelumnya. Dan rasa lelah itu masih ditambah kangen bukan alang kepalang, pada keluarga yang ada di rumah. My two precious.

Tapi bukannya tidur, saya malah duduk di sini, membuka laptop dan mulai mengetik. Saya masih punya hutang janji. Hutang yang harus ditepati, karena saya telah sepakat sedari awal untuk memulai, maka teriring pula tanggung jawab untuk melunasi. Rasanya, saya tidak akan bisa tidur sebelum jatah setor tulisan ini selesai. Walaupun sejatinya tidak tahu persis, apa yang akan saya tulis.

Ah... Kali ini biarkan saja jari-jari ini mengetik mengalir apa adanya. Kalau di tema minggu pertama, kedua, dan ketiga kemarin saya masih bisa melakukan riset untuk bahan tulisan, untuk kali ini rasanya saya tak sanggup. Biarlah untuk sekali ini saja, tulisan ini tumpah dengan sendirinya, sesuka tangan ini menulisnya.

Sepertinya belum lama ya, deadline postingan pertama, kedua dan ketiga berlalu. Tiba-tiba saja sudah minggu terakhir. Time flies. Tanpa terasa, waktu turut menderu bersama kita. Ketika kita berlari-lari melintasi hari, dia pun turut berderap di sisi, seringkali tanpa kita sadari.

Kalau diingat-ingat lagi, mengapa saya ikut lomba ini, semuanya berawal dari tweet yang saya baca di timeline hari Senin, 21 Oktober 2013 lalu. Ada lomba blog, katanya. Hadiahnya Acer Aspire E1. Entah bagaimana, tiba-tiba saja tanpa pikir panjang saya mendaftar, beberapa saat sebelum deadline pendaftaran ditutup. Pada saat itu saya tidak menduga implikasi dari urusan daftar-mendaftar ini bisa menjadi rentetan hal yang mendebarkan, melelahkan, sekaligus menyenangkan.

Sungguh, menulis itu tidak semudah kelihatannya. Kecuali anda berhasil membuat playlist musik yang mampu mengorbitkan mood sampai ke langit ketujuh, dan membuat kata-kata terjalin keluar dari kepala begitu saja seperti untaian mutiara. Namun sayangnya, emosi yang mengalun dari lagu-lagu cinta, hanya membantu pada saat menulis cerita fiksi. Bukan untuk artikel seperti ini.

Tapi sungguh pula, ketidakmudahan itu tidak membuat menulis kehilangan daya tariknya, bagi saya. Seperti anak-anak yang menanti gula-gula kapas. Dari bentuk kristal gula pasir, yang dituang ke dalam mesin pemutar, menjadi serat-serat tak beraturan, kemudian dipintal tanpa pola; tanpa kejelasan akan jadi apa nanti benang-benang halus itu. Dan tiba-tiba saja dia sudah menggembung dengan cantiknya, menggoda siapa saja yang melihatnya. Bagi saya, menulis pun begitu. Lebih sering saya tak tahu akan seperti apa hasil akhirnya. Saya hanya mulai saja. Dan kata-kata yang memilih bentuknya sendiri.

"Seperti masih kurang saja maumu ini dan itu, yang kurang itu waktu tidurmu." kata seorang sahabat ketika saya menceritakan rangkaian 30 Hari Blog Challenge ini. Empat deadline tulisan berbeda, dalam empat minggu, dengan tema yang nyaris sama. Fiuhh... Menguras energi. Dengan tema seputar gadget, yang sebenarnya jauh dari genre saya.

Tapi ternyata pilihan saya tidak keliru. Kompetisi ini sungguh menyenangkan. Berada di antara sesama Emak yang aktif, cerdas dan melek teknologi, menularkan aura positif kepada saya. Saya mulai menulis lagi setelah sekian lama pasif karena tenggelam oleh pekerjaan kantor dan urusan rumah tangga. Bersama para Emak yang punya passion menulis, semangat itu hidup lagi, dan ide mulai tumpah ruah di kepala. Pada akhirnya menang atau kalah adalah nomor sekian, yang terpenting adalah berani menantang diri sendiri, sejauh apa saya bisa mencapai, sebaik apa usaha yang bisa saya lakukan, sebesar apa saya bertumbuh, berkembang, dan memperbaiki diri.

But most of all, I write because I love writing.

Tiga minggu telah terlewati dengan cicilan hutang yang terlunasi. Dan kali ini saya pun yakin akan berhasil juga. Walaupun di antara himpitan pekerjaan dalam kehidupan nyata, walau harus mengurangi banyak jatah waktu tidur, walau sebagian besar dari tulisan-tulisan itu dikerjakan lewat tengah malam hingga dini hari ketika saya jauh dari rumah dan keluarga tercinta, walaupun dengan notebook pinjaman suami, karena notebook milik saya terlampau berat dan tebal untuk dibawa pergi kesana kemari. Walaupun dengan galau dan kangen yang campur aduk.

Tapi saya pasti menyelesaikannya. Dan sudah berusaha sebaik yang saya, penulis amatiran ini, bisa lakukan.

Setelah semua kerja keras itu, rasanya saya berhak memberi hadiah dan ucapan terima kasih pada diri sendiri. Dan Acer Slim Aspire E1, yang didukung performa Intel® Processor di dalamnya, akan menjadi hadiah kejutan yang manis. Saya tidak perlu lagi rebutan notebook tipis dengan suami, saya bisa lebih banyak menulis, sekaligus tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di kelasnya. Setelah hari-hari yang melelahkan dalam pekerjaan, keriuhan kompetisi dan tekanan deadline selama beberapa minggu terakhir ini, adakah kado yang lebih indah?

Saya menelan tegukan terakhir dari cangkir teh yang telah menemani sejam belakangan ini. Tanpa terasa sudah pukul dua dini hari. Masih ada tanggungan laporan yang belum diselesaikan. Tapi kali ini, rasanya sudah benar-benar tak sanggup lagi.

"Slow down mummy, I know you work a lot.
But sometimes mummy, it's nice when you just stop."

Quote R. King yang terpasang di status update seorang teman, membuat saya tersenyum.

Ah... sudahlah. Kali ini mari kita tidur saja, melepaskan penat dan tegang urat kepala, mengistirahatkan mata dan hati. Sembari berharap, esok pagi, mungkin pekerjaan akan menyelesaikan dirinya sendiri.

I think I deserve something beautiful.

--


Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia.



Wednesday, November 6, 2013

Emak dan Notebook : Optimalisasi Peran Ganda Emak

Masihkah kita ingat masa-masa tanpa "Google"? Atau ketika handphone masih menjadi barang mewah yang hanya dimiliki segelintir orang, itu pun dengan ukuran dan antena sebesar Handy Talkie?

Menakjubkan bukan betapa pesatnya teknologi berkembang dalam satu dekade terakhir. Kini pagi hari diawali tak hanya dengan secangkir kopi, namun juga sembari mengakses teknologi, entah itu untuk mencari berita terbaru atau sekedar membuka sosial media.


Teknologi, dulu dan sekarang. (Credit)


Dampak Perkembangan Teknologi Bagi Emak

Sebagaimana seluruh lapisan masyarakat yang terpapar pesatnya perkembangan ini, demikian pula dengan para Emak. Seiring pertumbuhan ekonomi dan terbukanya kesempatan bagi wanita untuk mengakses informasi seluas-luasnya maka trend gaya hidup pun mengalami perubahan. Teknologi telah menjadi bagian dalam kehidupan keseharian Emak masa kini.

Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata Emak menghabiskan 24 jam waktu mereka dalam seminggu  untuk berselancar dengan Internet, yang mereka gunakan untuk membangun hubungan di dunia maya dengan rekan dan keluarga, mencari informasi terbaru, dan memanfaatkan fasilitas internet untuk membantu menjalankan rutinitas kegiatan. Jumlah waktu tersebut bisa bertambah untuk para Emak bekerja yang menggunakan Internet sebagai sumber daya pendukung utama dalam pekerjaan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa notebook/laptop menempati urutan pertama gadget terfavorit bagi para Emak setelah desktop PC. Hal ini antara lain disebabkan karena notebook memberikan kemudahan dalam penggunaan, dan memiliki fitur yang lebih lengkap.


Hasil survei kepemilikan gadget dengan responden American Mom. (Credit)


Peran Ganda Emak 

Seringkali disebut, Emak adalah jagonya multitasking. Lihat saja, Emak bisa melakukan beberapa hal yang tidak saling terkait. Sambil memasak, sembari update status, sekaligus menyiapkan anak untuk ke sekolah. Belum lagi bila Emak bekerja, seperti saya, di antara huru hara pagi hari, saya pun harus menyiapkan diri sendiri untuk ke kantor, kadang sembari pula menyelesaikan tugas dan mengirim email.

Kondisi dan situasi acap menjadikan Emak untuk memiliki peran ganda. Di satu sisi, Emak dituntut untuk bertanggung jawab dalam urusan rumah tangga, termasuk di dalamnya urusan rumah, anak dan suami. Sementara di sisi lain, Emak juga dituntut untuk mengaktualisasi diri, baik karena dorongan ekonomi maupun karena keinginan untuk mencapai sesuatu.

Masing-masing peran tersebut, sekalipun tidak terkait satu sama lain, seringkali beririsan sehingga Emak harus pandai-pandai mengatur dan mengorganisir tugas-tugasnya, agar kedua peran dapat berjalan dengan sama baiknya. Dan untuk melakukannya secara optimal, Emak membutuhkan alat bantu berupa teknologi.





Peran ganda Emak, masing-masing memikul tanggung jawab besar. (Credit)


Manfaat Teknologi Bagi Peran Ganda Emak

Teknologi sejauh digunakan dengan bijak dan pada tempatnya, tentu memiliki segudang manfaat, termasuk bagi para Emak. Di antara manfaat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Teknologi membantu Emak untuk berkomunikasi dengan keluarganya, teman-temannya, maupun rekan kerjanya. Hal ini membuat Emak di waktu-waktu sibuknya tetap merasa terhubung dengan orang-orang terdekatnya.

2. Teknologi membantu Emak menyelesaikan tugas dengan lebih efektif. Ini tentunya menghemat waktu, Emak pun bisa mengalihkan sisa waktu yang dimiliki untuk melakukan hal lain. Apalagi terkait pekerjaan, kehadiran teknologi tentu menjadi hal utama yang sangat mendukung kinerja.

3. Teknologi membuat hidup Emak dan keluarga menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan. Emak bisa mengorganisir tugas-tugasnya, Emak bisa menikmati me time, Emak bisa mengajak putra-putrinya untuk belajar dan bermain dengan bantuan teknologi, dan banyak hal lainnya.


Teknologi Terfavorit dan Penggunaan Terfavorit

Notebook, telah disebutkan dalam satu penelitian sebagai gagdet terfavorit bagi para Emak, tentunya dinobatkan sebagai gadget paling digemari bukannya tanpa alasan. Banyak hal bisa Emak lakukan dengan notebook, yang mendukung karakteristik multitasking Emak.

Berikut hanya contoh sebagian dari yang saya lakukan dengan bantuan notebook :

1. Mengolah data untuk keperluan pekerjaan.
2. Mengupdate informasi melalui portal berita online.
3. Belanja online.
4. Update sosial media, chatting dan mengirim email.
5. Browsing resep.
6. Menulis artikel.
7. Blogging dan blogwalking.
8. Membayar tagihan.
9. Me time bersama keluarga (game, film).

Dari semua point tersebut, penggunaan terbesar yang saya lakukan adalah untuk mendukung pekerjaan. Karena saya adalah Emak yang bekerja di bidang pelaporan dan pengolahan data, maka keberadaan notebook merupakan hal yang mutlak. Tanpa notebook, saya akan kesulitan menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab saya.

Sedangkan di rumah, penggunaan terbesar termasuk yang digunakan oleh suami dan anak saya, adalah untuk me time bersama keluarga. Kami sering menghabiskan waktu bersama di ruang keluarga sambil bermain game dan menonton film kartun kegemaran Najwa, putri saya. Saya dan suami memang menyediakan waktu baginya untuk mengakses teknologi, tentunya dengan didampingi. Kami menginstalkan games edukatif. Selain itu kami juga mengunduh serial film kartun favoritnya, yang sering kami tonton bersama terutama di akhir minggu.


Survey pun menunjukkan bahwa games masih menjadi favorit utama. (Credit)


Notebook Slim : Handal untuk Bekerja, dan Asyik untuk Bermain Bersama Keluarga

Teknologi yang terus berkembang, menghadirkan berbagai tipe notebook terbaru ke pasaran. Salah satu yang terbaru adalah Acer Aspire E1-432 yang didukung performa Intel® Processor di dalamnya.  Keunggulan utama dari notebook Acer Aspire E1-432 ini adalah penggunaan prosesor Intel 4th Gen terbaru, atau lebih dikenal dengan kode nama Haswell. Arsitektur Haswell ini bekerja dengan sangat efisien, sehingga daya tahan baterai menjadi maksimal. Selain itu, prosesor ini telah terintegrasi dengan Intel HD graphics terbaru. 

Jika pada umumnya notebook berukuran layar 14” yang dilengkapi DVD-RW memiliki dimensi yang cukup tebal, namun Acer Aspire E1-432 hanya memiliki ketebalan sekitar 25.3 mm saja. Dibandingkan dengan notebook konvensional lainnya, notebook ini memiliki dimensi 30% lebih tipis. 

Acer Aspire E1-432, Notebook slim dan didukung prosesor andal


Spesifikasi tersebut menjamin notebook ini mampu memenuhi kebutuhan para Emak. Sebagai contoh, dengan prosesor handal, pekerjaan olah data dengan berbagai transaksi yang biasa saya lakukan tentu akan menjadi lebih cepat. Sedangkan dengan kartu grafis terbaru, tentunya aktivitas me time bersama keluarga, seperti menonton film dan bermain games akan terasa lebih mudah dan menyenangkan.

Acer Aspire E1-432 adalah jawaban bagi para Emak yang menginginkan notebook dengan fitur esensial yang lengkap namun dengan form factor yang lebih bersahabat. Notebook ini mendukung Emak agar optimal dalam melaksanakan peran gandanya : memiliki partner yang handal untuk bekerja, sekaligus asyik untuk bermain bersama keluarga, plus bonus tampil keren dengan notebook slim yang paling tipis di kelasnya.


Still don't know how she does it?
Well, maybe because she has a pretty cool notebook inside her slim leather bag.



Tulisan ini diikutsertakan dalam event “30 Hari Blog Challenge, Bikin Notebook 30% Lebih Tipis” yang diselenggarakan oleh Kumpulan Emak Blogger (KEB) dan Acer Indonesia


Catatan :
Blog post ini terdiri dari 989 kata tidak termasuk judul dan kalimat penutup keikutsertaan dalam event 30 Hari Blog Challenge.



Sunday, November 3, 2013

Diari Wiken : Happy Long Belated Weekend

Postingan ini sebenernya sudah nyangkut di draft selama lebih dari dua minggu. :D Tapi karena gak selesai-selesai sehubungan dengan padatnya jadwal virtual life dan real life :D Jadi baru sempet dipublish sekarang. Yah, udah susah-susah ditulis, sayang kan kalau nggak dipublish, hehe.

Akhirnya, datanglah loooong wiken yang ditunggu-tunggu. Plus-plus sih, plus sehari di depan dan sehari di belakang. Yang sehari di depan, ijin karena mudik. Yang sehari di belakang, ijin karena sakit. :D

Yaa.. sebenernya sudah agak-agak jauuh lewat sih long wiken-nya :D, tapi karena kemarin-kemarin lom sempet, gak papalah ya, rada telat yang penting tetep eksis.

So, beginilah kiranya kronologis long wiken ceria yang telah jauh berlalu itu :

Jumat

Jadi Jumatnya, saya ijin sehari karena mau mudik ke Tasikmalaya, ke rumah papah dan mamah. Soalnya ada adek sepupunya Ayah mau nikah hari Sabtu-nya. Secara Tasikmalaya itu ngga dekat, dan akadnya direncanain pagi, supaya ngga gedubrak-gedubruk kita pilih pulang sehari lebih awal. Berdua aja, hohoho. Iya, Najwa ngga diajak, soalnya cuma semalam di Tasik dan habis acara nikahan kita mau langsung pulang. Kalau Najwa ngikut, kasian ntar kecapean. Jadi Najwa ditinggal di Bogor sama Eyang Uti, sementara bapak-emaknya honeymoon. :D

Jumat siang pun kita mudik. Naik bis ajalah, biar ngirit dan ngga kecapean, karena kalau di bis kan bisa molor sepanjang jalan. :D Sampai di terminal buru-buru naik, jadi nggak sempat beli perbekalan. Cuma sempat beli teh botol aja, mikirnya ah nanti toh berhenti juga di tempat istirahat kan, bisa beli makan di sana.

Karena belom makan siang, jadi lumayan kelaparan di jalan, apalagi gak bawa perbekalan. Waktu akhirnya bis berhenti di rumah makan tempat peristirahatan, jingkrak-jingkrak deh di hati, udah kebayang aja nasi anget ayam goreng. :D Nungguin ayah sholat dulu, barulah kita ngacir masuk ke rumah makannya. Begitu masuk, ngelihat model prasmanan, lauk dijejer-jejer dan nggak ditutupin, dan banyak lalatnya. :( :( Mundur teratur deh. Iya sih, ngerti namanya juga di jalan, ga boleh rewel ini itu soal makan, tapi kalau udah banyak lalat gitu....jadi gimana ya, mau makannya nggak tega juga. Akhirnya batal deh kita beli makan. Jadinya beli crackers aja sama minum. Lumayan, sebungkus crackers ngeganjel perut sampai Tasikmalaya. :D

Sampai Tasik udah malam, kita turun bis dan disambung angkot, trus turun depan gang rumah. Bukannya langsung masuk rumah, tapi masuk warung tenda Batagor Kopo dahulu. Setelah sepiring batagor kopo dan sambalnya nan mantep bersemayam di perut, barulah rasanya legaaaa... :D

Habis makan baru masuk rumah papah mamah, disambut dengan cipika cipiki keluarga besarnya Ayah yang sebagian udah pada datang. Hiks hiks, sedikit nyesel juga ngga bawa Najwa karena Najwanya ditunggu-tunggu sama yang lain, dan pasti dia seneng banget kalau rame-rame begitu, tapi ya daripada kecapean semalam doang nginep. Lain kali ya Insya Alloh Najwa main lagi ke Tasikmalaya.

Karena udah malam jadi ngobrolnya sebentar aja, trus semua beranjak tidur deh. Simpan energi buat acara besok, biar mukanya fresh dan cantik-cantik. :D


Sabtu

Karena rencana akadnya jam delapan pagi, jadi dari pagi udah pada siap-siap, antri mandi dan sarapan. Mamah dan tante udah siapin sarapan mantep berupa lontong dan kari ayam. Sebagai info, di keluarga besar Ayah ini ada satu Tante yang jadi master chef andalan. Tiap kali ngumpul, selalu jadi kepala koki di dapur dan masak-masak yang enyak-enyak. Saya mah, jurusan ngupas-ngupas aja. Ngupas bawang, ngupas kentang, yang gampang-gampang ajah... :D

Habis mandi dan sarapan mulai deh pada dandan. Karena saya gak bisa dandan, maka saya nggak dandan. Cuma pakai pelembap, bedak, dan lipgloss aja, udah. :D Gak masalah sih, Ayah juga bilang udah ga usah pakai make up, gitu juga udah cantik (ceileeeee *merona*). Masalahnya cuman, kerudung ini gak tau gimana makenya. Kan seragam keluarga kombinasi dua warna, abu dan magenta. Kerudung juga ada dua, abu dan magenta. Saya gak tau nih mesti belibet lilit puntir gimana ini makenya, secara sehari-hari cuman ada satu gaya pakai kerudung, gaya dasar bin basic, dari pertama pakai kerudung ya gitu-gitu aja.

Karena udah mepet waktu dan udah berusaha praktek gaya-gaya hijabers nan cantik-cantik hasil browsing di internet, tetep gagal juga, ujung-ujungnya ikut ngantri di penata rias yang kebetulan memang ada yang datang ke rumah buat ngerias ibunya pengantin. Saya ngantri buat di make over kerudung aja, rias wajahnya sih enggak. Dan si ibu perias ini, cuma butuh waktu kurang dari 5 menit, sim salabim, udah jadi aja tuh kerudung ala kondangan. Rapi dan cakep lagi.

Pengalaman ini membuat saya jadi mikir, kayanya memang mesti perlu menguasai minimal satu gaya kerudung kondangan, jadi kalau mau kondangan ngga ribet dan bingung. Okeh, nanti kita browsing-browsing tutorial hijab yah! *tekad*


Jadi beginilah penampakannya setelah di make over, lumayan kan? :D


Selesai dandan dan semua orang siap, maka beramai-ramailah kita menuju lokasi acara pernikahan adek sepupu. Terrrrnyataa... jauuuuuuuh... :D Sempet deg-degan takut telat. Ya emang telat sih, tapi cuma 15 menit. Jadi rencana akad jam 8 pagi, nyampe lokasi rombongan kita jam 8.15. Langsung deh begitu mak-mak rempong ini nyampe, acara digelar.

Acara nikahannya adat Sunda, tentunya dengan MC, khotbah dan petuah sesepuh pakai Sundanese juga. Alhasil total roaminglah daku. Gak ada yang nyantol. :D Untungnya prosesi akad pakai Bahasa Indonesia, jadi minimal dari keseluruhan rangkaian acara, ada yang dingertiin dah.

Setelah proses akad, sungkeman, saweran, mempelai bersanding di pelaminan dan hiburan mulai dinyanyikan, kita makan-makan deh. Habis makan-makan, karena udah siang, akhirnya rombongan pamit pulang. Resepsinya sendiri kayanya dilanjut sampai sore.

Nyampe rumah, yang pertama dilakukan adalah, mandi! Di tempat acara dan sepanjang perjalanan pulang gerah banget rasanya, keringetan sampai baju basah. Begitu mandi dan ganti baju bersih, rasanya suci kembali seperti terlahir ke dunia (halah). Habis mandi kita capcus ke Swalayan, beli bingkisan buat sepupu yang baru lahiran. Trus bingkisannya kita titipin ke Tante karena kita gak sempet nengok, kan mau langsung pulang.

Sama papah dianterin pakai mobil ke pool bis, tadinya sih mau ngangkot, tapi berhubung ketambahan tentengan kardus oleh-oleh, papah kasian juga sama anak dan menantunya nan imut ini kalo berjubelan di angkot :D Sampai pool bis, persis pas bis Eksekutif ngetem di depan kita. Alhamdulillah, langsung naik. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, sebelum berangkat kita melengkapi dengan perbekalan makan dan minum segala rupa :D Ayah seneng banget nih dapat bis Eksejutif, karena selain longgar dan nyaman, di belakang ada smoking roomnya, jadi doi bisa ngeksis di belakang kalau lagi bete.

Bis mendarat di Kampung Rambutan sekitar jam setengah sepuluh malam. Langsung pindah ke angkot, dan ngangkot sampai stasiun KRL Tanjung Barat, trus lanjut naik KRL ke Bogor. Sampai rumah jam sebelasan. Di rumah udah pada tidur, dan ternyata adek-adek ipar-ponakan udah pada datang, hore, besok rame dong. :D

Walaupun kelelahan habis backpacking dua hari, sebagai nyonya rumah yang baik, sampai rumah saya pun bersih-bersih ala kadarnya. Urusan cucian, pembagian kasur (karena banyak yang mo dateng nginep), beres-beres dikitlah, browsingan dikit (masih sempet yeeee), baru habis itu bobok cantik. :D


Minggu

Eyang akung dan adek bontot (aunty-nya Najwa) nyampe dari Jogja. Perjalanan jauh, kecapean, jadi sampe Bogor rombongan langsung leyeh-leyeh istirahat. Karena ada Eyang Uti, urusan masak-masak diserahkan kepada Eyang Uti. Saya malas ngedapur urusan rapi-rapi dan bersih-bersih aja. :D

By the way, Najwa seneng banget karena ada adeknya, Ashraf. Biasanya sepi sih sendirian di rumah, nah sekarang ada lawannya. Mainan melulu berdua, tapi seringan yang gede menjajah yang kecil -___-" Nak, bermainnya berbagi yaaa, sama-samaa....


Yang rukun ya, duo ganteng dan cantik....


Sepagian gegulingan melepaskan lelah perjalanan, siangnya udah segeran. Trus para aunty ngajakin jalan. Karena riskan hujan (udah mendung soalnya), jadi kita milih ngemall aja, aman dari serbuan hujan. Pilihan jatuh ke mall Ekalokasari Plaza, orang Bogor sih suka nyingkat sebutannya jadi Ekalos. Soalnya adek belom pernah ke Ekalos dan konon katanya di sana ada permainan edukatifnya. Jadi ya sudah, kita capcus kesana bareng krucils. Eyang akung dan uti ditinggal di rumah buat bersih-bersih istirahat.

Jalan ke Ekalos lumayan macetos, maklum kalau liburan begini orang Jakarta pindah ke Bogor semua. Tapi syukurlah kita gampang dapat parkir, pas kebetulan kita lewat pas ada mobil yang keluar. Kita langsung naik ke lantai 2, tempat permainan anak-anak. Mainannya sih nggak banyak, tapi kebetulan Najwa suka, jadi ya langsung aja dia jejingkrakan begitu ngelihat tempat mainannya. Yang disasar pertama, woohoo, ya jelas kereta. Sebagai pecinta Thomas, Chuggington dan Cho Cho Soul, Najwa langsung duduk mantep, gak mau di gerbong pula, maunya di lokomotif kereta di samping mbaknya yang jadi masinis. Yah, mohon maklum ya Mbak, untung mbaknya sabar. :D Dua kali puteran, langsung digendong turun sama Bunda. Sudah, udah cukup. Bisa bangkrut nanti Bundanya kalau naik kereta gak berenti-berenti. :D

Habis naik kereta, lihat adek Ashraf naik barongsay. Ditawarin, tapi Najwa nggak tertarik. Ya sudahlah, lanjut kita ke counter berikutnya. Nah, habis permainan barongsay itu ada counter melukis-mewarnai. Maknya langsung tertarik, berbau edukatif nih. :D Setelah dilihat-lihat, ternyata menarik juga. Jadi ada berbagai bentuk, semacam bingkai begitu, yang bisa kita "isi" tengah-tengah bingkainya dengan cat aneka warna. Bingkai ini nanti ditaruh dulu di atas pelat (kaya loyang kue kering) trus dioven supaya menempel sama pelatnya, jadi nggak lari-lari/geser-geser ketika diwarnai nanti. Habis dioven dan didinginkan, baru kita warnai pakai cat yang disediakan di botol-botol plastik. Tinggal pencet aja botolnya buat ngisi warna-warna di bingkainya. Sempat khawatir juga, mau nggak ya Najwa main beginian, kan dia nggak terlalu suka mewarnai, nanti dah dibeli mahal-mahal eh taunya anaknya nggak mau, mubazir kan. Tapi pas saya tanya, Najwa mau mewarnai pakai ini? Dan saya tunjukin caranya, dia bilang mau. Okelah, kita coba aja.

Ternyata, Najwa tertarik looooh...walaupun belepotan (pakai celemek sih, jadi bajunya aman). Eh, cuman.... yang tertarik gak cuma Najwa, yang gede-gede juga. Awalnya Najwa sendiri yang sibuk mainan cat. Habis itu ayahnya lihat, kok kayanya asyik. Trus ayahnya ikutan deh. :D Eh, habis itu para aunty ikutan juga. Walhasil workshop anak-anak jadi workshop keluarga :D Hasil warnanya? Jangan ditanya, campur baur tiada dua. Tapi namanya seni, makin nyentrik makin apik bukan? *beladiri* Setelah dioven sampai catnya kering, trus disambung-sambung sampai akhirnya jadi hiasan gantungan lucu. Najwa suka banget sama hasil karyanya, kemana-mana dibawa. Kata Najwa, "Ke Ekalos lagi Bunda, mau main cat." Iya Nak, nanti kalau libur ya.. :)


Perasaan yang mau mewarnai tadinya Najwa, kenapa jadi ikutan semuanya?


Habis dari Ekalos trus kita main ke Paper Studio di lantai bawahnya, ternyata Paper Studio itu adalah toko craft khusus untuk yang suka buat scrapbook. Ada macam-macam bentuk hiasan dan bahan kertas di sana, kita jadi punya kesempatan buat berekspresi via scrapbook dengan banyak pilihan bentuk dekorasi. Ada beberapa yang udah jadi dan cakep-cakep banget. Definitely a must try item. Karena udah terlanjur pada laper jadi kemarin belom jadi beli sih, cuma lihat-lihat aja. Sayangnya gak boleh difoto, padahal banyak banget hiasan yang imut-imut bin cute, apalagi contoh scrapbook yang udah jadi di sana bagus-bagus deh. Kayanya dibikin sama orang yang punya bakat seni deh, kalau saya, entahlah apakah akan bisa menjadi seperti itu :D


Begini lho, yang namanya scrapbook itu kurang lebih. Jadi hiasan dekoratifnya dijual terpisah dan ditempel satu-persatu sesuai kreativitas kita. Picture taken from here.


Setelah puas lihat-lihat Paper Studio, walaupun nggak beli, hehe, akhirnya kami pulang dalam keadaan lapar. Sampai rumah udah ditunggu masakan eyang uti yang enak dan terasa makin enak karena lapar itu tadi :D Apalagi ada ampela cabai hijau, wow.

Malamnya semua bobok cantik karena kecapean, sweet dream..


Senin

Hari seninnya, aunty Bebe ngantor di Bogor, hehe. Emang sengaja dipas-pasin. Pas lagi di Bogor, ambil kantor yang Bogor, jadi ngga perlu bolos. Kan kantornya ngga ikut cuti bersama. #modus #akalbulus. Sementara maknya ngantor, Ashraf ditinggal di rumah, main-main sampai puas sama kakak Najwa.

Aunty Cicit punya rencana sendiri. Jalan-jalan ke Taman Safari sama Oom Aan. Anak muda, lain lah jurusannya. :D Maknya Najwa sih, di rumah aja, bebersih dan beberes, cuci-cuci, dari kemaren belom sempet. Sorenya, Auty Bebe, Ashraf, dan Bapaknya (iyalah, masa ditinggal) pulang. Naj dadah-dadah kiss bye ke adeknya. Penghuni rumah pun berkurang, ramenya juga berkurang, hiks.


Selasa

Hari raya kurban pun, tiba. Idul Adha. Pagi-pagi udah dibangunin Eyang Uti dan siap-siap untuk sholat Ied. Najwa pun ikutan juga. Kita ambil posisi shalat di luar masjid yang lebih berangin supaya Najwa ngga cranky kepanasan. Tapi tetap aja cranky, karena lupa bawa susunya. Pas ngerasa laper, mulai rewel deh Najwa. Daripada ganggu orang dengerin khotib, yaudah saya sama Najwa pulang duluan aja. Sampe rumah kasih maem ke Najwa trus masak-masak buat sarapan, supaya yang baru pulang dari masjid bisa langsung sarapan.

Habis sarapan, Eyang Akung, Eyang Uti dan Aunty siap-siap pulang ke Semarang. Sempat ada insiden karena Oom Aan yang didaulat jadi supir cabutan ternyata berangkat dari Serpongnya siang banget. Kan rencananya pagi. No body like waiting :D Tapi emang Oom Aan dari sononya udah woles gitu sih gayanya :D Akhirnya tetep juga berangkat (walaupun jadinya siangan dari jadwal).

Setelah ditinggal para Eyangs dan Aunties, mulai deh galauisasi :D. Ya kan kerasa banget tu, habis rumah rame trus tiba-tiba sepi nyet. Dan baru kerasa.....cuapekknyyaaaaa.... :D Tapi walau begitu, sungguh liburan yang meriah dan menyenangkan. Seru abis karena semuanya ngumpul. Sering-sering dong Eyangs dan Aunties main ke Bogornya yaaaa.....

Dan, besoknya, saya pun ijin gak ngantor karena sakit kecapean. ;p